Puasa Romadhon, renungan


Assalaamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Bismillaahirrohmaanirrohiim 
Temen kerjaku bilang ; “kalo lagi puasa lalu dikejar target, rasanya hari berlalu cepat”. Aku penasaran dengan kalimat itu sehingga langsung kutanggapi ; “maksudnya dikejar target apa...?”
“Dikejar target pekerjaan atau orderan”
“Lho, puasa kan juga harus ada targetnya. Karena puasa di bulan romadhon kan hanya 30 hari dalam satu tahun, sementara pekerjaan dan urusan dunia kita kerjakan setiap hari.” 
Buat temen saya itu, puasa di bulan romadhon adalah biasa, rutin, satu tahun sekali. Sehingga dia mengerjakannya dengan biasa-biasa saja, maksudnya ya tarawih, ya tadarus, iktikaf dan puasa itu sendiri. Dengan begitu dia merasa lebih ikhlas menjalankannya dan tidak terlalu terpikirkan.
Dulu aku pernah berfikir, ada orang mengatakan “..bahagianya kita bisa berjumpa lagi dengan bulan romadhon, bulan yang penuh rahmat dan barokah.” Tapi kenapa aku tidak merasa bahagia? Aku merasa biasa-biasa saja. Ada apa dengan aku ini? Sudah betulkah aku?
Kemudian ditelevisi sering aku lihat dan aku dengar kalau kita puasanya full dan tarawihnya full, maka puasa kita sukses dan di hari Idul Fitri kita akan kembali fitri, suci bersih dari dosa-dosa kita yang lalu. Apa iya cuma itu aja..?
Kemudian aku juga pernah dengar dari seorang ustad, bahwa bulan puasa itu bulan penggodogan, bulan introspeksi, bulan latihan dalam melatih mengekang hawa nafsu, melatih peka kepada sesama manusia dan melatih ketaatan kita kepada Alloh dan RasulNya. Kita dianjurkan untuk meningkatkan ibadah kita, sedekah kita dan amalan-amalan yang lain. Kalo dibulan-bulan lain kita tidak sholat tahajut, dibulan romadhon kita berusaha untuk mengamalkannya, kalo biasanya kita tidak sholat wajib berjamaah di masjid, di bulan romadhon ini kita berusaha untuk sholat wajib berjamaah di masjid, kalo biasanya kita tidak membaca dan mengkaji Al Quran, tidak sedekah, tidak menjaga lidah, tidak mengekang hawa nafsu, mudah marah, mudah bohong, dan lain sebagainya..., di bulan romadhon ini kita dianjurkan untuk berusaha mengamalkan yang sebaliknya, yang baik-baik. Agar puasa kita sukses dan dihari yang fitri kita kembali ke fitrah kita, suci dari dosa-dosa yang telah lalu. Apa iya begitu..?
Aku berfikir bahwa kesusesan seorang hamba Alloh dalam bulan romadhon adalah keberhasilannya mendapatkan ridho, rahmat dan ampunan dari Alloh. Untuk bisa sukses / berhasil tentunya kita butuh persiapan dan latihan. Kalau puasa romadhon itu satu paket atau 1 bulan Romadhon, maka persiapannya tentu ya di bulan-bulan sebelumnya. Yang namanya persiapan / latihan tentunya menyerupai atau bahkan sama dengan apa yang akan kita jalani nanti. Itu persiapannya.
     Kemudian yang namanya sukses itu pasti ada dampaknya. Misalnya, kita sukses menjalankan tugas dari atasan kita, pasti kan dampaknya atau hasilnya ada, seperti produksi tambah cepat, lebih efisien dan efektif, sehingga output tambah banyak dan lebih berkualitas. Kalau tidak ada hasilnya, apakah atasan kita akan menilai kita sebagai karyawan yang sukses menjalankan tugas?? Pastilah tidak!!
     Berdasarkan pemikiran tadi, apakah kalau kita biasanya buka-buka aurat, gampang marah, menggunjingkan orang lain, ngegosip, memfitnah, tidak pernah baca Quran, tidak pernah sholat sunnah, tidak pernah sedekah, mengumbar pandangan, dan lain-lain, Kemudian ketika memasuki bulan romadhon, kita pikir hanya dengan puasa full dan tarawih full, menahan diri dari kebiasaan-kebiasaan jelek kita tadi sebelum memasuki bulan romadhon, Alloh akan mencatat kita sebagai hamba yang sukses dalam ibadah puasa romadhon???
     Coba kita renungkan sama-sama, kalau saya salah tolong dikoreksi. Puasa wajib di bulan romadhon itu ditentukan oleh Alloh sebagai ibadah puasa reguler 1 bulan dalam satu tahun. Kalau saya katakan bahwa sesudah bulan romadhon adalah sama dengan sebelum bulan romadhon, dan sebelum bulan romadhon adalah sama dengan sesudah bulan romadhon. Jadi, persiapan kita sebelum memasuki bulan romadhon adalah sama dengan dampak dan atau hasil yang kita capai setelah bulan romadhon. Betul apa nggak?
Bukankah sebelum bulan romadhon tahun ini sama dengan sesudah bulan romadhon tahun kemarin? Dan begitu juga seterusnya...?
     Trus gimana? Apakah kita masih merasa sukses dalam menjalankan ibadah puasa romadhon tanpa persiapan? Apakah kita masih merasa sukses dalam menjalankan ibadah puasa romadhon tanpa hasil (keimanan, ketaqwaan, akhlaq) yang lebih baik setelah bulan romadhon?  

Insya Alloh dilanjutkan lain waktu..
Sungguh kebenaran itu hanya dari Alloh Swt., dan kesalahan ada pada kealpaan dan kekhilafan saya. Mohon koreksinya.. 
Wassalaamu'alaikum Warohmatulloohi Wabarokatuh



        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar